DUNIA, LADANG BERAMAL

  DUNIA, LADANG BERAMAL



Jika kita keluar rumah, kita akan menyaksikan bahwa kebanyakan manusia mungkin juga diri kita memandang dunia sebagai tujuan hidupnya. Belum yang kita saksikan di kota-kota baik di pinggiran jalan, di kendaraan; di bus-bus, kereta maupun lainnya. Kita akan menyaksikan bahwa yang terlintas di benaknya hanyalah “Bagaimana caranya agar bisa hidup enak di dunia ini”, tidak lebih dari itu. Seakan-akan tidak pernah terlintas di hati ini bahwa hidup di dunia ini hanya sementara dan bahwa Allah menjadikan dunia ini sebagai ladang untuk beramal. Kita akan melihat manusia bermegah-megahan dalam segala hal sampai tidak sempat lagi beramal. Allah berfirman:

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ {1} حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ {2}

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu-sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (QS. At Takaatsur: 1-2)

Ketika azan dikumandangkan mereka masih saja sibuk dengan pekerjaannya, tanpa mempedulikan seruan adzan. Padahal tentang dunia ini, Allah Ta’ala berfirman,

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي اْلأَمْوَالِ وَاْلأَوْلاَدِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي اْلأَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللهِ وَرِضْوَانٌ وَمَاالْحَيَاةُ الدُّنْيَآ إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan saling berbangga dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS. Al Hadiid : 20)

Di ayat lain, Allah berfirman:

إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَآءٍ أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَآءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ اْلأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَاْلأَنْعَامُ حَتَّى إِذَآ أَخَذَتِ اْلأَرْضُ زُخْرُفُهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَآ أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَآ أَتَاهَآ أَمْرُنَا لَيْلاً أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَن لَّمْ تَغْنَ بِاْلأَمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ اْلأَيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Sesungguhnya  perumpamaan kehidupan dunia itu, adalah seperti air yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanaman-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya dan berhias, dan permliknya mengira bahwa mereka pasti  menguasainya (memetik hasilnya), tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan  laksana tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang berfikir.” (QS. Yunus : 24)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحدُكُمْ أُصْبُعَهُ فِي الْيَمِّ . فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟

“Dunia dibanding akhirat, tidak lain seperti salah seorang di antara kamu menyelupkan jarinya ke dalam lautan (kemudian diangkat), lalu lihatlah yang menempel darinya?” (HR. Muslim)

🔻 Hikmah di Balik Musibah

Berbagai macam bencana, musibah, kecelakaan, dan kematian yang kita lihat seharusnya membuat diri kita berhenti dari sikap ini “Mengerahkan pikiran dan tenaga hanya untuk meraih kenikmatan dunia”, karena pada bencana, musibah, kecelakaan, dan kematian terdapat bukti nyata akan fananya dunia dan tidak pantasnya dijadikan sebagai tempat tujuan.
........

Sungguh sangat sedikit sekali orang yang memiliki pandangan “Dunia adalah ladang tempat beramal” sebagai persiapan menuju negeri yang kekal, yaitu akhirat. Padahal inilah pandangan yang benar terhadap dunia yang seharusnya dimiliki oleh setiap insan. Oleh karena itu, ia pun menjadikan berbagai fasilitas yang ada sebagai sarana untuk memperbanyak amal shalih.
Dunia adalah jembatan menuju akhirat, di dunia ia bisa memperbanyak bekal, yaitu takwa. Dunia adalah tempat ibadah, tempat shalat, tempat puasa, tempat bersedekah, tempat berjihad, dan tempat ia berlomba-lomba dengan saudaranya untuk menggapai kebaikan (surga).

Petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Dalam Menjalani Hidup di Dunia

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ

“Jadilah kamu di dunia  seakan-akan sebagai orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.” (HR. Bukhari)

Yakni janganlah Anda cenderung kepada dunia, jangan Anda jadikan sebagai tempat tujuan, jangan sampai terlintas dalam diri Anda bahwa Anda akan kekal di situ, jangan berlebihan terhadapnya, jangan sampai hati Anda bergantung kepadanya, jangan sampai Anda disibukkan oleh selain tujuan Anda yang sebenarnya di dunia ini (yaitu memperbanyak bekal).
........

Ali bin Abi Thalib berkata, “Sesungguhnya dunia akan pergi meninggalkan dan akhirat akan datang menyongsong. Masing-masing dari keduanya  memiliki anak-anak, jadilah kalian anak-anak akhirat, jangan menjadi anak-anak dunia, karena sesungguhnya hari ini adalah (waktu) beramal dan belum dihisab, sedangkan nanti adalah hisab dan tidak lagi bisa beramal.”



Premium By Raushan Design With Shroff Templates

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler

نموذج الاتصال