π πΌπππΌπ ππππ π½ππΎπΌππΌ π πππΌ πππΏπΌπ ππΌππ ππΌπππ πππππππΌ
Jangan masuk dalam suatu permasalahan hanya dengan bermodalkan “kira-kira...” atau “perasaan...”. Jika kita tidak tahu apa dasar ilmunya, yang paling selamat ialah diam.
Allah ta‘ala berfirman,
ΩَΩَΨ§ ΨͺَΩْΩُ Ω َΨ§ ΩَΩْΨ³َ ΩَΩَ Ψ¨ِΩٖ ΨΉِΩْΩ ٌ ۗΨ§ِΩَّ Ψ§ΩΨ³َّΩ ْΨΉَ ΩَΨ§ΩْΨ¨َΨ΅َΨ±َ ΩَΨ§ΩْΩُΨ€َΨ§Ψ―َ ΩُΩُّ Ψ§ُΩΩٰۤΩِٕΩَ ΩَΨ§Ωَ ΨΉَΩْΩُ Ω َΨ³ْΩُٔΩْΩًΨ§
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Q.S. Al-IsraΚΌ: 36)
Menerangkan ayat di atas, al-‘Allamah Muhammad al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
“Firman Allah ((ΩَΩَΨ§ ΨͺَΩْΩُ / Dan janganlah kamu mengikuti)) yakni: ‘Jangan memasuki suatu urusan yang engkau tidak memiliki ilmunya.ΚΌ Larangan ini mencakup segala hal; perkara apa pun yang engkau tidak memiliki ilmu tentangnya, maka jangan ikut masuk. Berpalinglah dan jangan ikut berbicara! Sebab engkau dalam bahaya.”
Syarah Riyadhus Shalihin, 6/111.
▪┈┈◈❂◉❖ ❁ ❖◉❂◈┈┈▪