Pendahuluan
Ta'dzim, atau sikap hormat dan penghargaan yang mendalam, adalah salah satu nilai utama yang diajarkan dalam tradisi pesantren. Seorang santri yang ta'dzim kepada guru dan kiai tidak hanya menunjukkan akhlak mulia, tetapi juga membuka pintu keberkahan ilmu. Ta'dzim bukan sekadar tradisi, melainkan bagian dari ajaran Islam yang memiliki dasar kuat dalam Al-Quran dan Hadist. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang pentingnya ta'dzim seorang santri kepada guru dan kiai, dilengkapi dengan dalil-dalil dari Al-Quran dan Hadist, serta referensi yang relevan.
1. Makna Ta'dzim dalam Islam
Ta'dzim berasal dari kata bahasa Arab "عَظَّمَ" (azzama) yang berarti mengagungkan, memuliakan, atau menghormati. Dalam konteks pendidikan Islam, ta'dzim adalah sikap menghormati dan menghargai guru sebagai sumber ilmu dan pembimbing spiritual. Ta'dzim juga mencerminkan pengakuan atas jasa dan peran guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan dan nilai-nilai agama kepada muridnya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman." (QS. Asy-Syu'ara: 215)
Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk bersikap rendah hati dan menghormati orang lain, terutama mereka yang memiliki ilmu dan memberikan manfaat kepada kita.
2. Dalil Al-Quran tentang Menghormati Guru
Al-Quran memberikan banyak petunjuk tentang pentingnya menghormati orang yang berilmu, termasuk guru dan kiai. Berikut adalah beberapa dalil Al-Quran yang relevan:
a. QS. Al-Mujadalah: 11
"Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, 'Berlapang-lapanglah dalam majelis,' maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, 'Berdirilah kamu,' maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang berilmu (termasuk guru) memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, menghormati guru adalah bentuk pengakuan atas kedudukan mereka.
b. QS. Az-Zumar: 9
"Katakanlah, 'Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?' Sesungguhnya hanya orang yang berakal saja yang dapat menerima pelajaran."
Ayat ini menegaskan bahwa orang yang berilmu (guru) memiliki keutamaan dibandingkan orang yang tidak berilmu. Menghormati guru adalah bentuk pengakuan atas keutamaan tersebut.
3. Dalil Hadist tentang Menghormati Guru
Rasulullah SAW juga memberikan banyak petunjuk tentang pentingnya menghormati guru. Berikut adalah beberapa Hadist yang relevan:
a. Hadist Riwayat Tirmidzi
"Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda." (HR. Tirmidzi)
Hadist ini menunjukkan bahwa menghormati orang yang lebih tua, termasuk guru, adalah bagian dari akhlak seorang Muslim.
b. Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim
"Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist ini mengajarkan bahwa menghormati guru, yang telah memberikan ilmu, adalah bentuk syukur kepada Allah SWT.
c. Hadist Riwayat Abu Dawud
"Barangsiapa yang menghormati orang alim, maka ia telah menghormatiku. Dan barangsiapa yang menghormatiku, maka ia telah menghormati Allah." (HR. Abu Dawud)
Hadist ini menegaskan bahwa menghormati guru adalah bentuk penghormatan kepada Rasulullah SAW dan Allah SWT.
4. Bentuk-bentuk Ta'dzim Santri kepada Guru dan Kiai
Ta'dzim seorang santri kepada guru dan kiai dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, baik melalui sikap, perkataan, maupun perbuatan. Berikut adalah beberapa contoh ta'dzim yang diajarkan dalam pesantren:
a. Menghormati Guru di Dalam dan di Luar Kelas
Seorang santri diajarkan untuk selalu menghormati gurunya, baik saat berada di dalam kelas maupun di luar kelas. Hal ini termasuk mendengarkan dengan seksama ketika guru berbicara, tidak memotong pembicaraan, dan selalu menggunakan bahasa yang sopan.
b. Membantu Kebutuhan Guru
Santri yang ta'dzim akan selalu siap membantu kebutuhan gurunya, seperti membawakan kitab, menyiapkan tempat mengajar, atau membantu pekerjaan lain yang dibutuhkan oleh guru.
c. Tidak Mendahului Guru dalam Berbicara atau Berjalan
Dalam adab pesantren, seorang santri tidak boleh mendahului guru dalam berbicara atau berjalan. Hal ini menunjukkan rasa hormat dan pengakuan atas kedudukan guru sebagai sumber ilmu.
d. Menjaga Nama Baik Guru
Seorang santri yang ta'dzim akan selalu menjaga nama baik gurunya, baik di hadapan orang lain maupun di media sosial. Ia tidak akan menyebarkan aib atau kekurangan gurunya, karena hal tersebut dapat mengurangi keberkahan ilmu.
5. Keutamaan Ta'dzim kepada Guru
Ta'dzim kepada guru memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
a. Mendapatkan Keberkahan Ilmu
Ilmu yang dipelajari dengan penuh ta'dzim kepada guru akan lebih berkah dan bermanfaat. Sebaliknya, ilmu yang dipelajari tanpa menghormati guru cenderung tidak membawa keberkahan.
b. Membentuk Akhlak Mulia
Ta'dzim kepada guru melatih santri untuk memiliki akhlak mulia, seperti rendah hati, sabar, dan menghargai orang lain.
c. Mendapatkan Ridha Allah SWT
Menghormati guru adalah bagian dari ibadah yang dapat mendatangkan ridha Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang menghormati orang alim, maka ia telah menghormatiku. Dan barangsiapa yang menghormatiku, maka ia telah menghormati Allah." (HR. Thabrani)
6. Kisah Inspiratif tentang Ta'dzim Santri
Dalam sejarah Islam, banyak kisah tentang santri atau murid yang ta'dzim kepada gurunya. Salah satunya adalah kisah Imam Syafi'i, yang sangat menghormati gurunya, Imam Malik. Imam Syafi'i selalu memuliakan Imam Malik dan tidak pernah mendahuluinya dalam berbicara atau berpendapat. Sikap ta'dzim ini membuat Imam Syafi'i menjadi salah satu ulama besar yang ilmunya bermanfaat bagi umat Islam hingga saat ini.
7. Tantangan Ta'dzim di Era Modern
Di era modern, nilai ta'dzim kepada guru dan kiai seringkali menghadapi tantangan, terutama dengan adanya pengaruh teknologi dan media sosial. Beberapa santri mungkin kurang menghargai gurunya karena merasa lebih pintar atau lebih update dengan informasi. Oleh karena itu, penting untuk terus mengingatkan generasi muda tentang pentingnya ta'dzim dalam menuntut ilmu.
Kesimpulan
Ta'dzim seorang santri kepada guru dan kiai adalah nilai yang sangat penting dalam pendidikan Islam. Sikap ini tidak hanya menunjukkan akhlak mulia, tetapi juga menjadi kunci untuk mendapatkan keberkahan ilmu. Dengan menghormati guru, seorang santri akan lebih mudah memahami pelajaran dan mendapatkan ridha Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita sebagai santri atau penuntut ilmu senantiasa menjaga ta'dzim kepada guru dan kiai, baik di pesantren maupun di luar pesantren.
Penutup
Ta'dzim kepada guru adalah warisan nilai luhur yang harus terus dijaga dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga artikel ini dapat menginspirasi kita semua untuk senantiasa menghormati guru dan kiai, serta meneladani akhlak mulia dalam menuntut ilmu. Aamiin.
Referensi:
1. Al-Quran Al-Karim
2. Hadist Riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Abu Dawud
3. Kitab "Adab al-Alim wa al-Muta'allim" karya Imam Nawawi
4. Kitab "Ta'lim al-Muta'allim" karya Syaikh Az-Zarnuji
5. Buku "Akhlak Santri" karya KH. Hasyim Asy'ari
Dengan artikel ini, pembaca dapat memahami betapa pentingnya ta'dzim seorang santri kepada guru dan kiai, serta bagaimana nilai ini dapat membentuk karakter dan akhlak mulia. Semoga bermanfaat!