⚠️ BERATNYA TANGGUNG JAWAB MENDIDIK KELUARGA, DARIPADA SEKADAR MENCARI PEMBERIAN MAKAN
🎙️ Syaikh Muhammad Ibnu Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengingatkan,
ألم يعلم الواحد منا أن كل واحد قد استرعاه الله ورسوله على أهله؟ الرجل راع في أهله ومسئول عن رعيته،
"Tidakkah salah seorang dari kita mengetahui bahwa masing-masing diri kita telah Allah dan Rasul-Nya berikan amanah untuk memimpin keluarganya? Seorang lelaki merupakan pemimpin di keluarganya, diapun akan dimintai pertanggungjawaban terhadap kepemimpinannya itu.
فإذا مات الإنسان وهو غاش لرعيته، أي لأهله حيث لم يوجههم التوجيه السليم فقد جاء في الحديث أنه ( ما من مسلم يسترعيه الله على رعية يموت يوم يموت وهو غاش لها إلا حرم الله عليه الجنة )
💠 Sehingga ketika seorang insan telah meninggal sementara dia telah berkhianat terhadap pihak-pihak yang dipimpinnya, yaitu keluarganya, dengan tidak memberikan kepada mereka pengarahan dengan bimbingan yang benar. Sementara telah disebutkan dalam suatu hadits bahwa:
مَا مِنْ عَبدٍ يَسترْعِيهِ اللهُ عَلَى رعيَّةٍ، يموتُ يومَ يموتُ وهوَ غاشٌّ لرعِيَّتِهِ إلَّا حرّمَ اللهُ عليْهِ الجنَّةَ
💠 'Tidaklah seorang muslim yang diberi amanah memimpin yang berada di bawah kepemimpinannya kemudian dia mati dalam keadaan dia tidak menjalankan amanahnya dengan benar melainkan pasti Allah mengharamkan surga baginya.'
المسألة ما هي هينة، أولادنا لسنا نربيهم ليأكلوننا إذا عجزنا بعد عن تحصيل الأكل، إنما نربيهم ليقوموا لله عز وجل، ليعبدوا الله، فنحن مسئولون عنهم من هذه الناحية
💠 Konsekwensinya tidak ringan. Kita bukan hanya mengajari anak-anak kita supaya nantinya mereka bisa memberi kita makan ketika kita sudah tidak lagi mampu menyediakan makanan sendiri. Justru yang lebih penting bagaimana kita mendidik mereka agar mereka menegakkan (sholat) secara ikhlash kepada Allah Azza wa Jalla semata, supaya mereka beribadah kepada Allah. Untuk itulah kita mendapat tanggung jawab terkait mereka pada sisi ini."
📚 (Silsilah Al-Liqo' Asy-Syahri, kaset 15A)